10 Komponen Kondisi Fisik

10 Komponen Kondisi Fisik ~ Buat sobat pembaca semua kemarin saya posting masalah Pola permainan bola voli. nah untuk sekarang saya akan mengulas apa sih sebenarnya yang perlu dilatih dalam mengembangkan permainan bola voli. untuk itu saya akan berbagi apa saja yang harus diketahui dalam peningkatan prestasi khusunya dalam permainan bola voli. secara keseluruhan pembagian kondisi fisik di bagi menjadi 10, dan dari setiap cabang olahraga mempunyai karakter yang berbeda jadi yang lebih berperan dalam pengembangan potensinya apa saja. untuk masalah komponen kondisi fisik dalam permainan bola voli akan saya bahas dilaen kesempatan. untuk kali ini saya akan bahas masalah komponen kesegaran jasmani yang harus kita ketahui dalam peningkatan kondisi fisik khususnya bagi atlet. ok langsung saja gak usah panjang lebar saya akan segera mengulas masalah kondisi fisik ini.

Pengertian Kondisi fisik ditinjau dari segi faalnya adalah kemampuan seseorang dapat diketahui sampai sejauh mana kemampuanya sebagai pendukung aktivitas menjalankan olahraga. Kondisi fisik juga dapat diartikan sebagai kondisi badan seorang pemain. Kondisi fisik adalah salah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatanya, pemeliharaanya. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana sini dilakukan sistem prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen tersebut dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan tersebut (M. Sajoto, 1988:53).

Kemampuan fisik adalah kemampuan memfungsikan organ-organ tubuh dalam melakukan aktivitas fisik (Sugiyanto, 1993:221). Kemampuan fisik penting untuk mendukung aktivitas psikomotor. Gerakan yang terampil dapat dilakukan apabila kemampuan fisiknya memadai. Kondisi fisik dalam olahraga menurut Grosser dkk (2005: 3) mengemukakan bahwa semua kemampuan jasmani yang menentukan prestasi yang relisasinya dilakukan melalui kesanggupan pribadi.

Selanjutnya Grosser dkk (2005:3) juga mengemukakan persyaratan kemampuan fisik, diantaranya sebagai berikut : perkembangan usia seseorang, bawaan genetik organ secara genetik dalam hal ini berhubungan dengan gen yang diusung oleh orang tua seorang atlit, mekanisme pengendalian koordinasi sistem saraf pusat, kemampuan psikis.

Komponen  kondisi fisik menurut M. Sajoto ada sepuluh komponen yaitu sebagai berikut.
Komponen tersebut saling berkaitan dengan persyaratan kondisi fisik seperti yang diuraikan diatas. Artinya komponen kondisi fisik diatas saling mempengaruhi atau saling terkait dengan syarat-syarat kemamapuan fisik.   Menurut M. Sajoto (1995:8)  terdapat sepuluh / 10 komponen yang menentukan kondisi fisik yaitu sebagai berikut :

A. Kekuatan (Strength)


Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam mempergunakan otot-otot utnuk menerima beban suatu bekerja (M. Sajoto, 1988:58). Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang untuk menahan atau menerima beban kerja (E. R. Dwi Kusworo, 2000:2).
Kekuatan memegang peranan penting, karena kekuatan adalah daya penggerak setiap aktivitas dan merupakan persyaratan untuk meningkatkan prestasi.

B. Daya tahan (Endurance)


Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu. (M. Sajoto, 1988:58).
Daya tahan mengacu pada kemampuan melakukan kerja yang ditentukan intensitasnya dalam waktu tertentu, hal ini disebut dengan stamina. Seorang atlet dapat dikatakan memiliki daya tahan yang baik bila dia tidak mudah lelah atau terus bergerak dalam keadaan lelah.

C. Daya otot (Muskular Power)


Daya otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimun yang dikerjakan dalam waktu sependek-pendeknya (M. Sajoto, 1988:58)
Daya tahan otot dipengaruhi oleh kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi kedua hal-hal tersebut akan mempengaruhi daya otot.  Jadi daya otot adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk melakukan kerja fisik secara tiba-tiba.

D. Kecepatan (Speed)


Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (M. Sajoto, 1988:8).
Kecepatan adalah kemampuan yang memungkinkan orang berubah arah atau melaksanakan gerakan yang sama atau tidak sama secepat mungkin (E. R. Dwi Kusworo, 2000:2). Kecepatan dapat dibedakan antara kecepatan gerak dan kecepatan eksplosit.


E. Daya Lentur (Flexibility)


Daya lentur adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan pengukuran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibilitas pada seluruh permukaan tubuh (M. Sajoto, 1988:58). Daya lentur adalah kemungkinan gerak maksimal yang dpat dilakukan oleh suatu persendian (E.R. Dwi Kusworo, 2000:3)

Daya lentur yang buruk juga mempengaruhi kecepatan dan daya tahan karena, otot-otot harus bekerja keras untuk mengatasi tahanan menuju langkah yang panjang. Untuk memperbaiki kelenturan atau memelihara kelenturan tubuh kita maka harus menggerakan persendian kita pada daerah geraknya yang maksimal secara teratur. Dengan kelenturan tubuh atau penguluran tubuh yang lebih luas, sehingga semakin sedikit tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan aktifitas sehari-hari.

F. Kelincahan (Agility)


Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah poisi diarea tertentu, seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahanya cukup baik (M. Sajoto, 1988:59). Kelincahan adalah kemampuan untuk merubah arah dengan cepat dan efektif sambil bergerak atau berlari hampir dengan kecepatan penuh (E.R. Dwi Kusworo:2000:3). Tes yang digunakan untuk mengukur kelincahan seseorang yang sangat sederhana adalah suttle-run dan dodging-run.

G. Keseimbangan (Balance)


Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot (M. Sajoto, 1988:59). Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang tepat dan benar pada saat melakukan suatu gerakan. (E.R. Dwi Kusworo, 2000:3

H. Koordinasi (Coordination)


Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerak yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif (M. Sajoto, 1988:59). Koordinasi adalah hubungan yang harmonis dari berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan (E.R. Dwi Kusworo, 2000:3).
Seorang atlet dikatakan memiliki tingkat koordinasi yang baik bila ia mampu melakukan skill dengan baik dan cepat dan dapat menyelesaikan tugas latihan.

I. Ketepatan (Accuracy)


Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap suatu sasaran, sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu objek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bidang tubuh (M. Sajoto, 1988:58).

J. Reaksi (Reaction)


Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera syaraf, atau rasa lainya (M. Sajoto, 1988:59).
Reaksi dapat dibedakan menjadi tiga macam tingkatan reaksi terhadap rangsang tandang, reaksi terhadap pendengaran dan reaksi terhadap rasa.

Melihat uraian diatas maka penulis dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa kondisi fisik sangat menentukan sekali bagi seorang atlit atau pemain bola voli dalam mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini kondisi fisik dapat dibedakan dalam sepuluh bagian diantaranya kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan reaksi.
Powered by Blogger.